SALAH ARAH?
Tak terasa waktu begitu cepat sekali berlalu. Melangkah untuk memilih diam memang salah, tapi bertindak tanpa ada tujuan malah membuat kita bisu membeku. Apa aku ini salah arah?
Sampurasun! Kumaha Daramang?
Mari berta'aruf !
Ineu Siti Nurlaila, mahasiswi semester 6 prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir STIQ Al-Multazam, Kuningan. Ini perjalananku, mana perjalananmu?
Titik rendah
___
Semasa duduk di bangku TK, SD, bahkan SMP membuatku terbiasa akan dunia luar. Kesenangan yang sangat mudah dan bebas aku dapatkan, teman-teman yang asyik dan sefrekuensi, pelajaran yang mungkin tak asing lagi bagiku untuk aku geluti. Sampai akhirnya aku terlelap dengan kenyamanan hirup pikuk dunia.
Tak terasa kini aku menginjak bangku SMA. Pilihan yang tak mudah bagiku untuk melanjutkan jenjang pendidikan ini. Aku harus bagaimana? Terlintas dipikiranku tentang keinginanku dulu untuk mondok ke pesantren yang belum tersampaikan, muncul begitu saja. Memang, aku akui dulu aku sempat menginginkannya, bahkan orangtua sangat mendukungku, tapi karena sudah terlalu nyaman dengan dunia luar yang sering aku jelajahi, apa iya aku masih menginginkannya? aku bisa? Baiklah. Mungkin ini pilihan yang harus aku terima, dengan dukungan dan do'a dari orangtuaku, aku yakin ini adalah keputusan terbaik.
Mungkinkah, salah arah?
___
Kawasan berhijab,
Ikhwan dilarang masuk.
Kata itu yang pertama aku lihat saat memasuki asrama putri. Keadaan yang sangat berbeda, jauh dari keluarga, bahkan hal yang paling menyedihkan adalah jauh dari orangtua. Apa aku bisa bertahan berada disini? Sehari, sepekan, sebulan, ternyata banyak sekali respon positif yang aku terima, mulai dari teman-teman yang sangat peduli, nasihat dewan kyai yang sangat teduh akan semua tutur katanya membuat hati ini luluh dan patuh, hal ini buatku jadi tak ingin pergi untuk meninggalkannya. Masya Allah, ternyata indahnya penjara suci ini. Kebersamaan yang aku rasakan disini sangat berbeda dengan semasa aku berada di luar sana, aku jadi sadar ternyata dunia tak selamanya bisa kita genggam dan habiskan dengan kesenangan belaka. Terimakasih Ya Allah, aku sangat bersyukur.
Tak terasa ternyata masa-masa kecilku kini sudah selesai. Ayo bangun, waktunya beranjak dari zona nyaman. Semakin dewasa, semakin bimbang untuk menentukan arah langkah harus kemana. Circle pertemanan semakin menyempit, pikiran malah nambah rumit, bahkan uang jajan pun ikut sulit, hehe.
Kini aku mulai berpikir keras, harus kemana aku arahkan langkah kakiku ini. Orang-orang mulai sibuk mencari fakultas yang diminatinya. Sibuk mengumpulkan berkas-berkas pendaftaran, sibuk bekerja, sedangkan aku masih diombang-ambing dengan kebimbangan. HADUH GUSTI!
Kuliah, dengar kata kuliah saja aku sudah mulai insecure, apa aku mampu untuk melakukannya? Karena pikirku lulusan pondok itu sepertinya akan sulit untuk memasuki universitas, apalagi universitas ternama, berbeda dengan lulusan umum. Tapi, ini semua tak membuatku menyesal sebagai seorang santri lulusan pondok, karena aku yakin setiap orang telah Allah berikan petunjuk dengan jalannya masing-masing. Do'a, yang mungkin bisa aku langitkan pada saat itu, meminta petunjuk, kemudahan, bahkan tak lupa aku meminta do'a dan bimbingan dari orang tua, karena memang benar, keputusan orang tua itu pasti tidak pernah salah arah.
ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ﺭﺿﺎ اﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺭﺿﺎ اﻟﻮاﻟﺪﻳﻦ، ﻭﺳﺨﻂ اﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺳﺨﻂ اﻟﻮاﻟﺪﻳﻦ
(رواه البيهقي)
"Ridho Allah ada di keridhoan kedua orang tua dan murka Allah berada di kemurkaan orang tua."
Ternyata Allah memberiku jalan melalui teman dekatku, dengan informasi yang ku dapat ternyata ada pendidikan formal yang menyediakan fasilitas mengaji (mondok) sambil kuliah. Batinku mulai tertarik dan fokus padanya. Awalnya bimbang, karena jurusan yang ku ambil menurutku sangat berat, aku merasa tak pantas, walaupun basic ku lulusan pondok tapi ini sangat berbeda. Ya, orang tua hanya bisa mengizinkan dan mendoakan akan kebaikan anaknya, selebihnya terserah padaku. Baiklah, akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengikuti test tersebut. Biiznillah ternyata LULUS.
STIQ AL-MULTAZAM. Disinilah aku mulai mencari jati diriku.
Tempat dimana aku mulai menggali ilmu agama lebih dalam, mulai dari menghafal Al-Qur'an, kuliah, mengikuti banyak kajian. Awalnya merasa bangga dengan apa yang aku capai. Tercap sebagai mahasiswi baru rasanya 'wosh, keren' sekali. Namun, semakin tinggi tingkat semesterku rasanya membuatku lelah dan tak kuat untuk menahan diri, bahkan sampai aku merasa ingin menyudahinya. Mulai dari tuntutan yang harus mengkhatamkan Al-Qur'an 30 juz, padahal aku tidak mempunyai bekal untuk itu, hafalan saja aku tidak punya, apalagi dengan tuntutan yang sekarang harus aku penuhi, bagaimana ini ya Allah. Tak hanya itu, kita diharuskan untuk mengambil sanad matan Tuhfatul Athfal, Aljazary, kuliah dan bahkan diharuskan untuk mengikuti pengabdian (ikatan kerja) dengan waktu 2 tahun itu sangat lama menurutku. Bagaimana dengan usiaku ya nanti? Itu semua sering terpintas dipikiranku.
Astagfirullah. Selama ini aku merasa bodoh dengan keluh kesahku, semua yang aku jalani pasti aku keluhkan, selalu mengikuti kata nafsuku, overthinking semakin menjadi-jadi, padahal Allah tempatkan aku disini berarti Allah tahu aku ini mampu, dan bisa untuk melakukannya.
Seiring waktu berjalan, kuluruskan kembali hatiku, ku tata kembali niatku, ternyata aku mulai menyadari bahwa menghafal Al-Qur'an bukanlah suatu beban, melainkan ini sebuah kenikmatan yang Allah berikan padaku. Hanya orang-orang terpilih yang ingin Allah jadikan sebagai keluarganya. Begitu baiknya Allah.
Rasa Syukur tak pernah lelah ku ucapkan. Terimakasih Ya Allah.
Tidak akan salah arah untuk orang-orang yang sedang mencari ridha Allah. Disinilah, ditempat ini aku banyak mendapatkan hikmah, ilmu, terutama Al-Qur'an. Berkumpul bersama para penghafal Al-Qur'an rasanya seperti berada di taman asri yang sejuk, bahkan lebih dari itu. Tidak ada kegundahan hati sedikit pun. Ternyata semakin kita menyelami Al-Qur'an, semakin menyadarkan kita bahwa kehidupan di dunia yang kita jalani sekarang ini hanya sebagai transportasi dan bekal kita untuk menuju arah kehidupan yang kekal (akhirat).
Tak menyangka semester demi semester telahku lalui, mulai dari semester awal yang mungkin semua orang pasti merasakan hal yang sama, tidak betah, ingin pulang, lelah, sampai sekarang aku telah menginjak semester 6 dengan perubahan yang sangat meningkat kepada kebaikan, dari rasa terpuruk akan tugas dan kewajibanku kini menjadi berat rasanya untuk meninggalkan tempat ini, aku bersyukur bisa berkumpul ditengah orang-orang yang kuat. Guru dan teman yang hebat sehingga membuat diriku ini berubah menjadi insan yang taat untuk selalu mencari arah taubat.
Kini hanya senyuman yang terlukis indah diwajahku, terimkasih ya Allah engkau telah mengizinkanku untuk bisa menghafalkan Al-Qur'an 30 juz. Memang benar, Al-Qur'an dapat merubah kehidupan kita menjadi lebih baik, bahkan sempurna. Sungguh tak ada rasa kecewa aku berada disini, yang ada hanya rasa syukur serta banyaknya nikmat yang aku dapatkan. Kukira aku tak bisa melakukannya, tapi ternyata pikirku salah, Allah maha mengetahui, Dia akan merubah nasib semua manusia, jika manusia itu sendiri yang mau merubahnya.
Jangan mengikuti apa kata egomu teman. Tetap syukuri, nikmati, dan jalani dengan hati yang ikhlas.
Aku bersyukur,
Sangat bersyukur.
Terimakasih Ya Allah,
kau telah memberiku arah yang sempurna dengan aku berdiam di STIQ Al-Multazam
Ineu Siti Nurlaila.
Saksi Perlajananku
Halaqah Cinta
Sahabat seperjuangan yang tak pernah kenal lelah dalam memperjuangkan dan mencintai kalam-Nya.
Terimakasih telah membersamai ku sampai sekarang ini, semoga selalu ada dalam lindungan dan Ridho Allah SWT.. Aamiin
Salam 30 juz..
Until Jannah,,
Perbedaan bukanlah suatu hal yang harus diperdebatkan, melainkan ia seperti pelangi yang beragam warna namun memberikan keindahan. Precious Generation, inilah kami.
Tetap semangat untuk berjuang demi meraih masa depan yang cemerlang.
Kebersamaan belajar bersama teman-teman kelas IAT 2.
(ini emang lagi belajar banget ya hehe)
Tak terasa, dari semester awal sampai sekarang kita masih dipersatukan oleh Allah dalam tali ukhuwah yang kuat, mulai dari sulitnya tugas-menugas, organisasi, banyaknya hafalan yang membuat kita harus tidur berlarut-larut malam. semoga itu semua menjadi saksi kita di akhirat kelak. Aamiin.. keep Fighting!
Gurunda Terfavorit
Beliau adalah gurunda dengan kharismatik yang selalu membuat hati ini menjadi teduh, yang selalu membimbing anak-anak nya dengan baik, yang selalu menasihati dan mau mendengarkan keluh kesah kami sehingga membuat kami merasa nyaman, bahkan terarah dalam menyusuri ranah kehidupan.
Semoga selalu ada dalam lindungan Allah SWT.. Aamiin.
Ayah bagi anak-anaknya..
Kegiatan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)
Kegiatan setiap hari Ahad, kami selalu belajar untuk mengikuti sunnah-sunnah yang Rasulullah SAW anjurkan. Salah satunya dengan belajar memanah. Tidak hanya memanah, disini kami pun mengikuti ukm berenang, paduan suara, badminton, lets mutqin, mujawwad.
Semangat untuk selalu meraih ridho Allah.
Kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata).
dari kami tuk mengabdi kepada masyarakat
Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pada semester 6, sebagai salah satu persyaratan bahkan kewajiban kami sebagai mahasiswa. Kegiatan ini dilakukan di Desa Patala, kecamatan Cilebak. Kuningan.
BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)
Kepanitiaan Ketchee, hihii. Qfest4.
Kegiatan tahunan yang selalu STIQ adakan, yaitu Qur'an Festival. Banyak perlombaan diantaranya, MTQ, MHQ, MFQ, dan masih banyak yang lainnya. Semangat untuk selalu mensyiarkan kalam-Nya.
MARI BERGABUNG BERSAMA KAMI DI STIQ AL-MULTAZAM
More info stay tune at :
FB : Stiq Al multazam Kuningan http://www.facebook.com/stiqalmultazamkng
IG : @stiqalmultazam https://instagram.com/stiqalmultazamofficial?igshid=NTc4MTIwNjQ2YQ==
Youtube : STIQ Al Multazam Official https:www.youtube.com/c/STIQAlMultazamOfficial
MasyaaAllah ineeu 💕
BalasHapusMaasyaa Allooh... Sukses neuuu
BalasHapus